Tulisan ini aku dedikasikan buat sahabat yang baru aku kenal di bangku
SMA ini dan sekaligus menjadi teman seperjuanganku dalam menghadapi ujian
nasional. Tulisan ini aku buat karena keunikannya dan keakrabannya denganku.
Memang, ia bukan sahabat yang aku kenal dari kecil, namun ia menjadi sahabat
masa remajaku dan menghabiskan akhir tahun di bangku SMA bersamaku. Dia, Yoga
Purna Bakti.
Tulisan ini aku buat pada saat mengenang 3 hari wafatnya ayahandanya.
Sayangnya malam ini aku tak bisa ikut mendo’akan ayahnya lagi tak seperti hari
- hari kemarinnya. Sialnya malam ini ujan deres banget, wot de hell! Sedikit aku ceritakan, ayahnya meninggal pada hari
minggu siang, 10 Februari 2013. Saat aku buka pesan singkat di hpku aku sedikit
ragu, karena rumahnya juga ga jauh dari rumahku aku langsung cabut kerumahnya
tanpa pikir panjang. Sial, bener - bener sial. Berita ini bener - bener
terjadi. Saat aku dateng, aku lihat dia keluar rumah menuju halaman samping.
Trus, aku liat dia duduk di sebuah kursi bersama orang - orang lainnya. Lalu?
Sang ayah dipangkunya untuk dimandikan. Hatiku langsung nyeeeett.. Aku sama sekali ga nyangka sahabatku harus kehilangan
ayahnya disaat hari - hari menjelang ujian semakin dekat where support is very important for us.
Dia tak lagi tersenyum tertawa lebar seperti biasanya, mencelotehkan
beberapa guyonannya yang tak hanya
dia yang dapat tertawa, yang mendengarkannya pun pasti tertawa. Kepribadiannya
yang sehari - hari dikenal selalu lucu, hampir ga pernah serius sedetik pun!
Tapi kali ini aku harus melihat raut mukanya yang nampaknya memang tak
meneteskan air mata, namun aku tau dari hatinya pasti menahan sebuah kesedihan
yang teramat pedih. Dia hanya melirikku saat aku datang, tanpa mengucap sepatah
katapun dengan raut wajah yang super flat
dia berjalan ke halaman samping untuk memandikan ayahnya sendiri bersama orang
lainnya.
Malamnya aku datang untuk ikut mendo’akan ayahnya bersama orang lainnya
juga seperti yang dilakukan dalam adat agama kami bagaimana saharusnya. Saat
itulah aku baru melihatnya tersenyum kembali, sedikit tertawa sambil
melontarkan perkataan yang memang lucu “nge-PES
ta?” memang ia selalu bermain PES denganku kadang dirumah, kadang
dirumahnya. Namun guyonan itu sedikti
hambar rasanya. Memang ia membanyol seperti
itu dengan sedikit tertawa, tapi aku tau that’s
not Yoga’s laugh. Aku tahu ia pasti masih menahan kesedihan yang sangat
namun ia coba menutupinya dengan tertawa kembali seperti sehari - hari
biasanya.
Ya sahabatku, aku tau kau kini telah kehilangan salah satu orang yang
berjasa dihidupmu. Tetaplah bangkit kawanku, ujian telah di depan mata. mari
kita hadapi bersama, merangkul bersama, susah senagn bersama. Aku juga bisa
merasakan bagaimana jika aku berada dalam posisimu saat ini. Ketika tawa tak lagi menyelimutimu, tetap
semangat kawanku Yoga Purna B. Sejuta sahabat tetap ada disampingmu.
No comments:
Post a Comment