Wednesday, February 13, 2013

Dikala Canda Tawa Tak Lagi Menyelimutimu



Tulisan ini aku dedikasikan buat sahabat yang baru aku kenal di bangku SMA ini dan sekaligus menjadi teman seperjuanganku dalam menghadapi ujian nasional. Tulisan ini aku buat karena keunikannya dan keakrabannya denganku. Memang, ia bukan sahabat yang aku kenal dari kecil, namun ia menjadi sahabat masa remajaku dan menghabiskan akhir tahun di bangku SMA bersamaku. Dia, Yoga Purna Bakti.

Tulisan ini aku buat pada saat mengenang 3 hari wafatnya ayahandanya. Sayangnya malam ini aku tak bisa ikut mendo’akan ayahnya lagi tak seperti hari - hari kemarinnya. Sialnya malam ini ujan deres banget, wot de hell! Sedikit aku ceritakan, ayahnya meninggal pada hari minggu siang, 10 Februari 2013. Saat aku buka pesan singkat di hpku aku sedikit ragu, karena rumahnya juga ga jauh dari rumahku aku langsung cabut kerumahnya tanpa pikir panjang. Sial, bener - bener sial. Berita ini bener - bener terjadi. Saat aku dateng, aku lihat dia keluar rumah menuju halaman samping. Trus, aku liat dia duduk di sebuah kursi bersama orang - orang lainnya. Lalu? Sang ayah dipangkunya untuk dimandikan. Hatiku langsung nyeeeett.. Aku sama sekali ga nyangka sahabatku harus kehilangan ayahnya disaat hari - hari menjelang ujian semakin dekat where support is very important for us.

Dia tak lagi tersenyum tertawa lebar seperti biasanya, mencelotehkan beberapa guyonannya yang tak hanya dia yang dapat tertawa, yang mendengarkannya pun pasti tertawa. Kepribadiannya yang sehari - hari dikenal selalu lucu, hampir ga pernah serius sedetik pun! Tapi kali ini aku harus melihat raut mukanya yang nampaknya memang tak meneteskan air mata, namun aku tau dari hatinya pasti menahan sebuah kesedihan yang teramat pedih. Dia hanya melirikku saat aku datang, tanpa mengucap sepatah katapun dengan raut wajah yang super flat dia berjalan ke halaman samping untuk memandikan ayahnya sendiri bersama orang lainnya.

Malamnya aku datang untuk ikut mendo’akan ayahnya bersama orang lainnya juga seperti yang dilakukan dalam adat agama kami bagaimana saharusnya. Saat itulah aku baru melihatnya tersenyum kembali, sedikit tertawa sambil melontarkan perkataan yang memang lucu “nge-PES ta?” memang ia selalu bermain PES denganku kadang dirumah, kadang dirumahnya. Namun guyonan itu sedikti hambar rasanya. Memang ia membanyol seperti itu dengan sedikit tertawa, tapi aku tau that’s not Yoga’s laugh. Aku tahu ia pasti masih menahan kesedihan yang sangat namun ia coba menutupinya dengan tertawa kembali seperti sehari - hari biasanya.

Ya sahabatku, aku tau kau kini telah kehilangan salah satu orang yang berjasa dihidupmu. Tetaplah bangkit kawanku, ujian telah di depan mata. mari kita hadapi bersama, merangkul bersama, susah senagn bersama. Aku juga bisa merasakan bagaimana jika aku berada dalam posisimu saat ini. Ketika tawa tak lagi menyelimutimu, tetap semangat kawanku Yoga Purna B. Sejuta sahabat tetap ada disampingmu.

No comments:

Post a Comment