2 Februari 2014, 2nd
leg EPL telah bergulir. Match kedua Man United di paruh musim kedua ini
mempertemukan antara setan merah dengan The Potters, Stoke City. Flashback pada paruh musim pertama 2013 kemarin,
pertemuan dengan Stoke City bisa dikatakan tidak cukup baik meskipun Setan
Merah meraih 3 poin melalui come backnya
3 - 2 pada babak kedua setelah The Potters unggul lebih dulu 2 - 0 pada babak
pertama.
Peringkat United pasa musim ini pun cukup buruk. Menempati posisi 7 dan
menjauhi area The Big Four. Match kali ini pun tidak berjalan dengan
baik. Babak pertama Stoke mampu unggul 1 - 0 berkat free kick Stoke City yang sebenarnya mampu dijangkau oleh De
Gea namun bola mengenai Carrick sehingga bola berbelok arah menuju sisi gawang
lain.
Pada babak kedua RvP membawa sedikit angin segar setelah pertandingan
baru berjalan 2 menit (47’) mencetak gol sehingga kedudukan 1 - 1. Namun tidak
bertahan lama hingga menit 51 Adam, ex gelandang
Man City mencetak gol berawal dari bola muntahan kawannya yang menuju padanya when the right time right place. Bola tak
terjangkau oleh De Gea sehingga mengubah kedudukan 2 - 1 yang bertahan hingga
peluit akhir berbunyi. Ini adalah kemenangan Stoke City melawan Man United yang
pertama setelah 30 tahun karena mereka terakhir kali unggul melawan United pada
laga Boxing Day tahun 1984
Ini adalah pertandingan terburuk menurut saya. Beberapa pemain tidak
bermain dengan apik. Evra yang
terlalu sering naik membantu serangan bukanlah ide yang bagus karena United
pada kali ini selalu mendapat Counter
Attack dari Stoke. Sehingga peran Young pada sayap kiri tidak terlalu
efisien bahkan sesekali Young mengganti peran Evra menjadi bek kiri saat Evra
tidak kembali setelah naik menyerang.
Selain itu para pemain terlalu bermain agresif. Terbukti dari 2 pemain
Stoke harus di tarik keluar karena cedera, Rafael, Young, dll yang beradu mulut
dg pemain lawan. Mental mereka kurang terjaga apalagi saat Stoke dapat
mengungguli mereka. Bahkan di babak kedua United kalah possesion ball dari Stoke yang dapat menguasai sebesar 65%
sedangkan United 35%. United banyak mendapat kesempatan pada menit2 akhir namun
sayang tak ada pemain yang berada pada “right
time right place” padahal Juan Mata, pemain yang baru saja hangat transfer telah membuat 29 passing to the box pada babak kedua.
Strategi Moyes pada kali ini pun cukup mengherankan, diantaranya akan
saya bahas berikut ini :
- Jones in Midfielder. Posisi Jones kali ini cukup unik karena dia menempati posisi gelandang bertahan bersama dengan Carrick. Posisi Jones yang kita kenal sering kali adalah bek tengah. Namun kali ini di tempati oleh Evans dan Smalling. Pertanyaannya : dari sekian banyak gelandang kenapa harus Jones? Padahal masih ada Fletcher, Giggs, dll?
- Smalling in Center Back. Posisi Smalling yang sering adalah bek sayap menggantikan Rafael (biasanya) namun sering juga menggantikan posisi Evra. Namun kali ini di tempatkan di posisi tengah. Mungkin ini yang membuat Jones main di posisi gelandang. Pertanyaannya : Kenapa harus Smalling? Bukan Jones yang malah menempati posisi gelandang?
- Jones out, in Wellbeck.Phill Jones yang cedera setalah beradu kepala dengan pemain Stoke harus ditarik keluar. Keanehan lain, Wellbeck lah yang menggantikan Jones. Apa mungkin Wellbeck bermain pada posisi gelandang bertahan? Tidak mungkin. Otomatis Wellbeck pada striker. Maka dari itu pada gelandang tersisa Carrick, Cleverley dan Rooney yang berperan sebagai gelandang serang. Pertanyaan yang sama : kenapa harus memasukkan seorang striker dan menaruh 3 gelandang pada strategi? Padahal masih ada Fletcher, Giggs, dll? Ini pertanyaan yang sama dilontarkan oleh komentator yang bertanya mengapa bukan Fletcher yang bermain.
- 77’ chicharito in, RvP out. Padahal pada menit2 krusial biasanya RvP lah sebagai penyelamat dg mencetak gol. Bahkan kali ini satu2nya gol dicetak oleh RvP. Memang pada match kali ini Rvp jarang dimanjakan oleh2 umpan2 matang. Namun ini membuat posisi penyerang ditempati oleh Wellbeck dan Chicha. Pertanyaannya : Kenapa tidak menempatkan satu penyerang yang produktif? Seperti mungkin Rooney yang maju menjadi striker? Sebenarnya pada era Ferguson, biasanya keadaan seperti ini malah menjadikan 3 striker dan selalu berbuah manis dengan mendulang 3 poin dengan menempatkan Rooney, Chica dan Wellbeck pada tomabk penyerangan.
Beberapa pelatih memiliki cara mereka tersendiri untuk membangun sebuah
tim. Kita juga harus melihat beberapa tahun ke belakang saat SAF berada di
posisi Moyes kali ini saat baru saja di datangkan ke Old Trafford. Man United
harus puasa gelar selama kurang lebih 4 tahun. Bahkan salah satu media cetak
inggris menaruh foto SAF pada halaman depan dan menyatakan bahwa “FERGIE MUST GO” (Fergie harus pergi,
red). Ini baru paruh musim pertama. Kita harus memberi kesempatan pada Moyes
untuj membuktikan bawa dirinya mampu. LOSE OR LOSE, UNITED TILL I DIE! GLORY -
GLORY MANCHESTER UNITED.
Nice trit gan, terus menulis blognya bagus banget
ReplyDelete